Selasa, 25 Mei 2010

Sarapan Pagi ala Wong Semarang

Menu makan pagi yang satu ini memang banyak dicari alias laris manis. Porsinya tak banyak, terdiri dari sekepal nasi gurih, suwiran daging ayam yang dimasak opor, dan sambal goreng labu siam. Diracik diatas pincuk daun pisang, saat disantap hmm... uenak tenan!

Tak seperti beberapa makanan khas kota Semarang lainnya yang hampir punah dan langka, para penjual nasi ayam masih kerap dijumpai di setiap sudut kota Semarang. Pasalnya kecintaan warga Semarang akan makanan yang satu ini membuatnya tetap bertahan. Tak heran jika kebanyakan penjual nasi ayam ini sudah menjajakan nasi ayam sejak belasan bahkan puluhan tahun.

Bagi mereka yang bukan orang Jawa mungkin tidak berapa mengetahui apa itu nasi ayam. Secara harafiah nasi ayam berarti nasi plus ayam. Artian tersebut tidaklah salah, namun nasi yang digunakan bukanlah nasi biasa melainkan nasi gurih. Yang dimaksud nasi gurih sendiri yaitu nasi yang dimasak dengan santan plus sereh yang teleh digeprek. Rasanya gurih-gurih enak mirip dengan nasi liwet.

Jika dulu biasanya nasi ayam dijual oleh si mbok-mbok penjaja keliling dengan menggunakan keranjang gendong. "Nasiii ayammm...!!" teriaknya sambil berkeliling dari rumah ke rumah di pagi hari. Mereka juga tidak menjajakan nasi ayamnya setiap hari, melainkan hanya setiap hari Minggu pagi saja. Tak heran jika sarapan nasi ayam tak pernah dilewatkan begitu saja, karena jika telat habislah sudah stok nasi ayam si mbok penjual.

Nasi ayam biasanya tidak diracik dalam piring melainkan pincuk dari daun pisang. Mungkin itulah salah satu faktor yang menambah nikmat rasanya. Nasinya tak banyak, hanya kira-kira sekepalan tangan lalu diberikan suwiran daging ayam langsung menggunakan tangan si mbok penjual. Lalu barulah disiram dengan sambal goreng labu siam yang berwarna kemerahan. Sebagai pelengkap si mbok biasanya menyediakan satai usus ayam, satai telur puyuh, dan tempe bacam.

Untuk menikmatinya biasanya menggunakan suru (sendok dari daun pisang). Rasanya? Hmmm... nikmat tak terhingga! Nasinya pulen gurih, sangat enak dinikmati dengan suwiran opor ayam yang lembut berbalut rasa pedas sambal goreng labu siam.

Seiring waktu, kini penjual nasi ayam yang menggunakan keranjang gendong sudah jarang dijumpai. Kebanyakan penjual nasi ayam kini menggunakan sepeda bahkan motor untuk menjajakan dagangannya. Selain enak, nasi ayam ini pun harganya murah meriah, yaitu Rp 4000,00 saja. Hmm... makan nasi ayam yukkk!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Newspaper Template Copyright by Ikatan Keluarga Rao Rao Jawa Tengah | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks